Jenis dan bentuk kurikulum dapat ditinjau berdasarkan konsep dan pelaksanaannya. 1. Pengajar Sebagai Pengembang Kurikulum Jika kurikulum d...

Jenis dan bentuk kurikulum dapat ditinjau berdasarkan konsep dan pelaksanaannya.
1. Pengajar Sebagai Pengembang Kurikulum
Jika kurikulum dilihat dari aspek pengajar sebagai pengembang kurikulum, maka di kenal tiga jenis kurikulum, yaitu:
- Open curriculum (kurikulum terbuka), artinya kurikulum = guru. Guru dalam hal ini memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
- Close curriculum (kurikulum tertutup), artinya kurikulum sudah ditentukan secara pasti mulai tujuan, materi, metode dan evaluasinya, sehingga guru tinggal melaksanakan apa adanya.
- Guide curriculum (kurikulum terbimbing), artinya kurikulum setengah terbuka, setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam kurikulum, tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk mengembangkan lebih lanjut dalam kelas.
2. Konsep Pelaksanaan
Jika kurikulum ditinjau berdasarkan “konsep pelaksanaannya”, akan terdapat 3 (tiga) macam kurikulum, yaitu sebagai berikut:
Jika kurikulum ditinjau berdasarkan “konsep pelaksanaannya”, akan terdapat 3 (tiga) macam kurikulum, yaitu sebagai berikut:
Kurikulum Ideal—kurikulum yang berisikan sesuatu yang ideal, dan dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum (pedoman).
Kurikulum faktual dan aktual—kurikulum yang ‘dilaksanakan’ dalam proses pembelajaran. Kurikulum aktual lebih mengikuit rambu-rambu yang tertuang di dalam kurikulum ideal. Karena proses pengajaran tidak dapat dipisahkan dari kurikulum, maka kurikulum ini merujuk pada bahan ajar yang sudah direncanakan untuk dilaksanakan dalam jangka panjang. Sementara itu, pengajaran juga dilaksanakan merujuk pada pelaksanaan kurikulum ideal secara bertahap, yaitu dalam proses belajar dan mengajar. Namun, biasanya kenyataan selalu berbeda dan tidak sesuai dengan harapan (implementasinya)
Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)—segala sesuatu yang terjadi pada saat pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Hal-hal yang dapat terjadi di dalam kelas, seperti kebiasaan guru, kehadiran guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari peserta didik itu sendiri, dan lain sebagainya, akan dapat menjadi kurikulum tersembunyi yang berpengaruh kepada proses pembentukan kepribadian siswa (semua aktivitasnya)
3. Fungsi Kegunaan
Menurut Nasution (2008), kurikulum berdasarkan “fungsi penggunaan” dan “struktur materi mata pelajaran yang diajarkan”, dapat di bagi ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:
Pertama. Separate Subject Curriculum. Merupakan segala bahan pelajaran yang disajikan dalam subjek atau mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain. Subjek atau mata pelajaran merupakan hasil pengalaman manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan oleh manusia sejak dahulu, lalu disusun secara logis dan sistematis, serta disederhanakan dan disajikan kepada anak didik sesuai dengan usianya masing-masing.
Beberapa keuntungan dari jenis ini adalah: (a) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis; (b) Sederhana dan mudah direncanakan serta dilaksanakan; (c) Mudah dinilai; (d) Digunakan pada Perguruan Tinggi; (e) Sudah menjadi tradisi; (f) Memudahkan guru; (g) Mudah diubah.
Sementara kekurangannya adalah: (a) Memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas; (b) Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak sehari-hari; (c) Menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampaui, (d) Tujuannya terlampau terbatas; (e) Kurang mengembangkan kemampuan berfikir, (f) Statis dan ketinggalan zaman.
Kedua. Corelated Curriculum. Menjelaskan bahwa masing-masing dari tiap mata pelajaran memiki hubungan (korelasi). Dimana korelasinya terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Korelasi secara insidental; 2) Hubungan yang lebih erat, dimana satu pokok bahasan dapat dilihat dari berbagai sudut mata pelajaran; 3) Mata-mata pelajaran disatukan dengan menghilangkan batas masing-masing. Misalnya IPS, IPA, Matematika, Kesenian (Broad field curriculum).
Beberapa keuntungan dari jenis ini adalah: (a) Murid-murid mendapat informasi yang utuh/terintegrasi; (b) Minat murid bertambah; (c) Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam dan luas; (d) Memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.
Sementara kekurangannya adalah: (a) Tidak menghubungkan dengan masalah yang aktual; (b) Guru sering tidak menguasai pendekatan interdisipliner.
Ketiga. Integrated Curriculum. Dalam integrated curiculum dilakukan peniadaan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Sehingga diharapkan akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang terintegrasi.
Beberapa keuntungan dari jenis ini adalah: (a) Merupakan suatu keseluruhan yang bulat; (b) Menerobos batas-batas mata pelajaran; (c) Didasarkan atas kebutuhan dan minat anak; (d) Life centered; (e) Perlu waktu panjang; (f) Anak-anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema; (g) Dengan sengaja memajukan perkembangan sosial pada anak-anak; (h) Direncanakan bersama oleh guru dan murid.
Sementara kekurangannya adalah: (a) Guru tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulum seperti ini; (b) Jenis ini dianggap tidak mempunyai sistem organisasi yang logis—sistematis; (c) Memberatkan tugas guru; (d) Tidak memungkinkan ujian umum; (e) Alat-alat sangat kurang.
Beberapa keuntungan dari jenis ini adalah: (a) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis; (b) Sederhana dan mudah direncanakan serta dilaksanakan; (c) Mudah dinilai; (d) Digunakan pada Perguruan Tinggi; (e) Sudah menjadi tradisi; (f) Memudahkan guru; (g) Mudah diubah.
Sementara kekurangannya adalah: (a) Memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas; (b) Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak sehari-hari; (c) Menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampaui, (d) Tujuannya terlampau terbatas; (e) Kurang mengembangkan kemampuan berfikir, (f) Statis dan ketinggalan zaman.
Kedua. Corelated Curriculum. Menjelaskan bahwa masing-masing dari tiap mata pelajaran memiki hubungan (korelasi). Dimana korelasinya terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Korelasi secara insidental; 2) Hubungan yang lebih erat, dimana satu pokok bahasan dapat dilihat dari berbagai sudut mata pelajaran; 3) Mata-mata pelajaran disatukan dengan menghilangkan batas masing-masing. Misalnya IPS, IPA, Matematika, Kesenian (Broad field curriculum).
Beberapa keuntungan dari jenis ini adalah: (a) Murid-murid mendapat informasi yang utuh/terintegrasi; (b) Minat murid bertambah; (c) Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam dan luas; (d) Memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional.
Sementara kekurangannya adalah: (a) Tidak menghubungkan dengan masalah yang aktual; (b) Guru sering tidak menguasai pendekatan interdisipliner.
Ketiga. Integrated Curriculum. Dalam integrated curiculum dilakukan peniadaan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Sehingga diharapkan akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang terintegrasi.
Beberapa keuntungan dari jenis ini adalah: (a) Merupakan suatu keseluruhan yang bulat; (b) Menerobos batas-batas mata pelajaran; (c) Didasarkan atas kebutuhan dan minat anak; (d) Life centered; (e) Perlu waktu panjang; (f) Anak-anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema; (g) Dengan sengaja memajukan perkembangan sosial pada anak-anak; (h) Direncanakan bersama oleh guru dan murid.
Sementara kekurangannya adalah: (a) Guru tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulum seperti ini; (b) Jenis ini dianggap tidak mempunyai sistem organisasi yang logis—sistematis; (c) Memberatkan tugas guru; (d) Tidak memungkinkan ujian umum; (e) Alat-alat sangat kurang.
Semoga bermanfaat.
Oleh: Abdy Busthan
Daftar Pustaka:
Busthan Abdy (2017). Perencanaan Pembelajaran (Hal. 59-63). Kupang: Desna Life Ministry